Poin-poin Lepas yang Seharusnya Menyelamatkan Kita

Pembuka tulisan ini saya tidak ingin bertele-tele menjelaskan PPSM terdegradasi setelah kalah dari Sragen United bla... bla... bla.... Tidak juga mengucapkan kata-kata mutiara penyemangat karena sudah banyak diwakili teman-teman lain di media sosial. Karena menurut saya degradasi adalah "ada yang salah di kita dan carikan solusinya untuk perbaikan". Perbaikan? Wkwkwkwkwk kita doakan saja semoga ada perbaikan.

PPSM finish dengan 13 poin, terpaut 5 poin dari Persipur di posisi 4 (posisi 3 dan 4 masuk babak play off). Kenapa tidak membandingkan dengan posisi 2? Terlalu jauh poinnya dan memang sudah tidak bisa terkejar sejak beberapa pekan terakhir. Pautan 5 poin tidaklah terlalu jauh. Kita bisa meraihnya dengan 1 kemenangan dan 2 imbang atau 5 kali imbang. Tidak terlalu susah sepertinya, bahkan PPSM sebetulnya bisa meraih poin 18 asal tak menyia-nyiakan beberapa pertandingan yang seharusnya jadi potensi poin.

PPSM 0-0 Persipon

Ini pertama kalinya PPSM meleset dari target (versi saya pribadi). Pertandingan keempat di liga, dimana tiga pertandingan sebelumnya berakhir seperti yang diharapkan (lagi-lagi versi saya dan mungkin banyak pecinta PPSM lain). Pertandingan pertama kalah 1-3 di Solo dianggap wajar. Saat itu PPSM baru saja pincang. Komposisi tim yang sudah mendekati sempurna jelang kompetisi dimulai malah jadi pincang gara-gara Basri Lohy dan Derry Debot berpindah ke lain hati. Pertandingan kedua lawan Persiba memang belum menunjukkan permainan padu, tapi skor 2-1 cukup membawa PPSM menaklukan Laskar Sultan Agung. Pertandingan ketiga harus takluk 0-2 di kandang Persipur. Lagi-lagi belum juga menunjukkan permainan padu. Tapi memang sejak dulu kala PPSM selalu sulit meraih poin tandang. Nah, di pertandingan keempat melawan Persipon peluang meraih poin penuh terbuka lebar. Bermain di kandang sendiri melawan tim yang performanya bisa dibilang buruk di pertandingan awal, tak ada alasan untuk tidak tiga poin. Sayangnya, beberapa peluang tercipta gagal dimanfaatkan untuk menang. PPSM hanya bermain imbang dan merelakan 2 poin potensial.

PPSM 0-1 PSIR

Sebenarnya PPSM bermain tidak buruk-buruk amat di pertandingan ini, hanya saja selalu gagal menembus pertahanan PSIR. Di pertandingan ini PSIR bermain bertahan dengan pertahanan yang cukup kokoh meski digempur berkali-kali Tim Macan Tidar. Mereka hanya sesekali melakukan serangan balik untuk dapat mencetak gol. Sayangnya, salah satu serangan balik PSIR berhasil merobek jala gawang Refi Jaelani. Sebenarnya imbang adalah hasil ideal untuk pertandingan ini, tapi apa daya kekalahan tak bisa terelakkan dan 1 poin potensial pun terbang melayang.

Persiba 0-0 PPSM

Sehabis menunjukkan tren positif di dua pertandingan terakhir kala menang 1-0 atas Sragen United dan imbang 1-1 lawan Persis, PPSM bertandang ke kandang Persiba Bantul. Melawan tim yang sedang terseok-seok di dasar klasemen dan melihat banyaknya tim yang mencuri poin di Bantul, kemenangan bukan hal sulit didapat anak asuh Pak Sis di pertandingan kali ini. Ternyata eh ternyata permainan PPSM tak terlalu berkembang. Bahkan Persiba bebrapa kali mengancam gawang Ihsan Kirun. Lalu hasil imbang 0-0 sampai wasit meniup peluit akhir adalah hasil yang cukup melegakan meski sebenarnya 2 poin potensial lagi-lagi hilang.

Persipon 1-0 PPSM

Berbekal empat pertandingan tak terkalahkan (menang 1-0 dari Sragen United dan 3-2 dari Persipur, imbang 1-1 dari Persis dan 0-0 dari Persiba), PPSM berangkat ke Pontianak dengan optimis. Suporter pun tak kalah optimis, sampai-sampai mereka berkumpul di tempat pemberangkatan bus pemain demi memberikan semangat secara langsung pada pemain yang akan menempuh jarak terjauhnya musim ini. Beberapa suporter bahkan datang langsung memberikan dukungan ke Stadion Sultan Syarif Abdurrahman agar para pemain tak merasa sendiri bertanding di Kalimantan sana. Harapan untuk menang membumbung tunggi, apalagi tim-tim lain selalu berhasil mencuri poin sepulangnya dari kandang Elang Khatulistiwa itu. Pertandingan berlangsung cukup menarik, peluang untuk menang pun terlihat begitu besar. Sayang, memasuki babak kedua hujan deras mengguyur lapangan pertandingan. Kondisi lapangan yang buruk ditambah hujan yang sangat deras membuat genangan air terlihat dimana-mana dan pertandingan masih tetap dilanjutkan. Tak berselang lama PPSM akhirnya kebobolan. Kekecewaan jelas terpancar di wajah para suporter yang mayoritas menyaksikan pertandingan via siaran live di aplikasi Instagram. Gol itu pun jadi gol satu-satunya di pertandingan itu. PPSM haru rela kehilangan 3 poin potensial.

Sementara pertandingan-pertandingan lain yang tidak saya sebutkan diatas memang berakhir seperti yang sudah diperkirakan, termasuk kekalahan 5-0 atas PSIS di kandang sendiri. Meskipun saya tidak memperkirakan kalah telak namun melihat performa PSIS di putaran kedua yang cukup ganas, saya sadar PPSM pasti akan kesulitan, bahkan mungkin kalah. Juga pertandingan melawan Sragen United yang digelar di Stadion Wergu Wetan Kudus. Meski harapan dan keinginan cukup tinggi untuk melihat PPSM menang, tapi sepertinya akan sangat berat. Dari awal pun saya sudah memperkirakan Rezza dkk takluk dari Sragen United.

Pengecualian justru terjadi di pertandingan away melawan PSIR. Kejutan terjadi disana ketika PPSM tampil trengginas dan berhasil memimpin 2-1 di babak pertama. Kemudian berakhir menjadi 2-2 di akhir pertandingan yang amat sangat lucu itu. Sebenarnya imbang saja sudah cukup untuk disyukuri karena PSIR terlalu kuat di kandang dan saya pun memperkirakan Macan Tidar kalah. Namun hasil berkata lain, PPSM masih memperpanjang nafasnya untuk tetap bisa bertahan di Liga 2, setidaknya hingga pertandingan terakhir.

So, dari penjabaran diatas, PPSM kehilangan total 8 poin potensial. Jika diakumulasikan dengan poin akhir PPSM, maka seharusnya PPSM berpotensi meraup 21 poin. Sedikit gambaran bahwa sebenarnya kita mampu untuk sekadar meraih peringkat 4 grup namun terlalu banyak kesempatan-kesempatan yang dilepas begitu saja sehingga menjadikan kita harus berjuang hingga akhir musim untuk sekadar babak play-off.

Seperti yang sudah saya katakan di awal bahwa degradasi itu"ada yang salah di kita dan carikan solusinya untuk perbaikan". Satu kesalahan telah kita temukan, yaitu lengah saat kesempatan datang, lalu bagaimana solusinya?