24 Okt 2014

Ferdinand Sinaga : Si Bengal yang Tak Akan Dilupakan

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Magelang, nama Ferdinand Sinaga jelas belum banyak dikenal orang. Publik kota lembah pun pasti tak banyak yang tahu siapa pemain ini, apalagi sepak terjangnya di dunia kulit bundar. Kala itu usianya saja baru menginjak 21 tahun, masih cukup muda untuk ukuran pesepakbola. Namun di kemudian hari, Ferdinand berhasil menunjukkan siapa dia sebenarnya dan sehebat apa kemampuannya. Hingga pada akhirnya pendukung Macan Tidar begitu mencintai pemain bernomor punggung ‘13’ ini.



Cepat, ngotot dan terkadang emosional. Mungkin tiga kata itu yang paling tepat menggambarkan sosok Ferdinand. Dengan pakem 4-4-2 racikan pelatih Yussack Sutanto, ia diplot mengisi pos sayap kiri guna mendukung kinerja duet penyerang di depan. Mengandalkan kecepatan, sisi kanan pertahanan lawan sudah pasti jadi mangsa empuknya. Untuk kemudian mengirim umpan ke kotak penalti lawan, atau dengan kemampuan individunya mengacak-acak pertahanan lawan dan diakhiri shooting keras ke arah gawang. Sehingga membuatnya beberapa kali berhasil mencatatkan nama di papan skor, atau bahkan menjadi penentu kemenangan.

Tak jarang ia terlihat bersitegang dengan pemain dari pihak lawan. Emosinya memang cepat meninggi sehingga kadang tak terkendali dan meledak di tengah jalannya pertandingan. Meski begitu posisinya tak pernah tergantikan di tim utama. Catatan selalu bermain selama semusim (kecuali saat terkena akumulasi kartu) cukup lah menunjukkan betapa pentingnya pemain ini bagi tim. Kemudian jika sampai ada namanya di beberapa bait chants suporter yang dinyanyikan saat tim bertanding, itulah balasan setimpal dari suporter berupa kecintaan mereka pada pemain satu ini.

Namun kebersamaan Ferdinand dan publik Magelang harus berakhir di ujung musim 2009/2010. Saat itu, Ferdinand memutuskan untuk menerima pinangan Persiwa Wamena demi perkembangan kariernya kedepan. Meski hanya semusim, tapi Ferdinand berhasil meninggalkan kenangan manis nan indah yang mungkin akan sulit dilupakan oleh publik para pecintanya di kota ini. Terima kasih Ferdinand, kamu tak akan terlupakan!


Sumber Gambar : balistik06.files.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar