Sudah tiga tahun ini Stadion Madya menemani
perjalanan PPSM Magelang di kompetisi nasional. Menjadi homebase Macan Tidar menjamu tamunya dari pelosok negeri.
Menggantikan Stadion Abu Bakrin yang dipensiunkan demi menuruti regulasi
operator liga soal kelayakan stadion. Namun sudah jadi rahasia umum pula jika
stadion ini sebenarnya belum rampung
pengerjaannya. Dibilang dipaksakan juga tidak, karena sejatinya bangunan ini
sudah memenuhi kriteria untuk disebut sebagai stadion. Lapangan, tribun, ruang
media, mushola, tempat parkir, semua tersedia. Hanya saja, beberapa bagian
memang belum terselesaikan.
Nah, bagian stadion
yang belum terselesaikan ini yang kemudian menghadirkan cerita. Di beberapa
sisi, lapangan tampak tembus pandang dari luar. Siapapun akan dengan mudah
menyaksikan pertandingan meski dari sisi luar stadion. Inilah yang bisa kita
sebut sebagai ‘spot gratisan’ itu. Beberapa orang menggemari spot ini. Mereka tahu, tanpa harus
merogoh kocek pun pertandingan bisa tetap dinikmati. Pertandingan yang sama
persis dengan (jika mereka) membeli tiket lalu menyaksikannya dengan nyaman di
tribun. Sebuah kerugian jika dilihat dari sudut pandang klub. Tapi setidaknya, jumlah
mereka masih kalah banyak dibanding penonton diatas tribun.
Ada beberapa
‘spot gratisan’ yang laris manis ketika pertandingan digelar. Pertama, di
samping utara tribun timur. Hampir di setiap laga, anak-anak seusia sekolah
dasar selalu memenuhi spot ini. Meski
kenikmatan mereka sering berakhir dengan drama pengusiran oleh aparat, namun tampaknya
tak ada kata jera di benak mereka untuk meramaikan spot ini di laga berikutnya.
Lain lagi yang
terlihat di pondasi tribun kolam renang prestasi (barat daya tribun barat).
Meski harus memanjat untuk menggapainya, spot
ini tak pernah sepi peminat. Alasannya, karena punya banyak kelebihan :
aman dari usiran petugas dan sudut pandang ke lapangan lebih baik.
Bagian
stadion yang ditutup seng (bagian selatan) juga memberi celah meskipun hanya
sebatas untuk mengintip. Namun musim depan spot
satu ini jelas tak bisa dimanfaatkan lagi. Menyusul rampungnya pembangunan
tribun selatan yang ditargetkan selesai dalam beberapa bulan kedepan. Dan
(mungkin) masih banyak lagi spot lain
yang lepas dari pengamatan.
Yang pasti,
apapun itu, fenomena ini (semoga saja) hanya sementara terjadi. Karena
sejatinya, tribun adalah tempat terbaik untuk menyuarakan dukunganmu bagi tim
kesayangan. Berdiri di tribun artinya dua dukungan tersalurkan : membeli tiket
masuk (mendukung keuangan klub) dan bernyanyi mendukung pemain di lapangan
(dukungan moril bagi pemain). Lagipula kalimat ‘sebaik-baiknya menyaksikan
pertandingan adalah di stadion itu sendiri’ masih berlaku sampai saat ini. Ya
karena memang di stadion itu lah kita bisa merasakan atmosfer sebenarnya sebuah
pertandingan. Bukan di tempat lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar