20 Jul 2016

5 Laga Data dan Angka

Pertandingan menghadapi PSIR di Soebroto (14/05) saya mulai menyadari susunan pemain PPSM di tiga laga (termasuk dua laga sebelumnya) terlalu monoton. Duet Kancil-Gotri selalu menurunkan starting eleven yang diisi pemain yang hampir sama, hanya satu-dua pos yang mendapat jatah rotasi di setiap pertandingannya. Hal seperti ini berlanjut saat menghadapi Persipur, namun berubah total saat melawan PSIM karena beberapa penghuni utama starting eleven 'berhalangan' tampil. Terkesan kurang kreatif dan menyebalkan memang, bahkan untuk sekadar pergantian pemain pun hanya itu-itu saja pemain yang menjadi pengganti. Sebenarnya seperti apa sih data lengkap soal pemilihan komposisi pemain ini? Mari kita lihat gambar di bawah ini.


Kita coba bahas satu per satu. Ada 24 pemain yang kami catat (termasuk dua pemain yang sudah dilepas). Diantara 24 pemain itu, masih banyak diantara mereka yang belum pernah merasakan ketatnya pertandingan di ISC B. Tercatat enam pemain belum pernah diturunkan selama pagelaran ISC B. Bahkan dua diantaranya sama sekali belum pernah merasakan bangku cadangan. Lalu tiga diantara enam pemain yang belum pernah masuk Daftar Susunan Pemain itu adalah pemain muda. Namun Kancil-Gotri ternyata juga pernah memainkan dua pemain muda, yaitu Tigor dan Rino. Bahkan Rino jadi andalan Kancil-Gotri sampai saat ini.
 Soal pemilihan starting XI, ada 17 pemain yang pernah merasakan turun sejak awal pertandingan. Siapa yang paling banyak bisa dilihat disini. Disini bisa terlihat Kancil-Gotri seperti memiliki pakem susunan pemain utama yang akan selalu diturunkan. Jika merujuk pada apa yang terjadi di lapangan, pemain-pemain ini memang menjadi tumpuan permainan PPSM. Dengan semakin seringnya mereka dipasang bersamaan, terlihat dari satu pertandingan ke pertandingan lain mereka semakin kompak. Namun hal seperti ini harus diantisipasi Kancil-Gotri. Pasalnya, jika mereka tak berani bereksperimen, susunan pemain dan skema permainan akan mudah ditebak tim lawan. Lebih buruknya lagi, jika terjadi keadaan force majeure seperti badai cedera Kancil-Gotri sudah punya susunan pemain dengan skema lain yang siap dijalankan sewaktu-waktu.

Selanjutnya kita lihat kolom 'menit bermain'. Ada tiga pemain yang selalu diturunkan dan tidak pernah tergantikan, sehingga ia memiliki catatan 450 menit bermain dalam lima pertandingan. Duet center back Dedeyan Surdani dan Catur Erik Sandi seperti sudah menjadi garansi lini belakang. Duet kokoh dua pemain ini belum pernah ada gantinya selama lima pertandingan. Meskipun kadang mengalami missing, namun sepertinya duet pelatih Kancil-Gotri meyakini mereka lah yang terbaik di pos ini. Meski begitu tak ada salahnya mengganti salah satu dari mereka, di beberapa menit akhir pertandingan. Tujuannya untuk memberi jam bermain center back lain yang ada di bangku cadangan. Agar pemain cadangan dapat tune in dengan permainan tim. Siapa tahu salah satu dari Dedeyan dan Erik mendapat hukuman larangan bermain atau mengalami cedera. Maka Kancil-Gotri tak perlu pusing-pusing lagi melakukan rotasi di posisi bek tengah. Satu lagi ada nama Derry Tadarus atau yang sering dipanggil Debot. Dalam formasi 4-2-3-1, Debot bertindak sebagai gelandang bertahan. Menjadi orang terakhir sebelum pemain lawan berhadapan dengan empat bek PPSM. Duetnya bersama Rino Viantoro tak tergantikan sejak pertandingan melawan Persibat. Namun lagi-lagi, posisi gelandang bertahan ini juga harus terkena rotasi, pasalnya sejak Kancil-Gotri menemukan duet apik Debot-Rino, tak pernah sama sekali mereka digantikan. So, apa salahnya mencoba pemain lain di posisi ini untuk memberi jam terbang pemain lain sekaligus bentuk antisipasi jika diantara dua pemain inti tak bisa bermain.

Sebenarnya kalau boleh berandai-andai, Voler Ortega kemungkinan bisa mencapai menit bermain penuh seperti tiga pemain tadi. Pasalnya dalam empat laga yang sudah ia jalani, Voler jadi pilihan utama Kancil-Gotri untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan melalui overlap nya yang tak jarang membahayakan pertahanan lawan. Namun sayag Voler terpaksa dicoret sebelum laga kelima melawan PSIM.

Maman jadi pemain yang cukup menarik data menit bermainnya. Ia bermain selama 184 menit dalam lima laga dengan empat kali diantaranya sebagai pemain pengganti. Sementara untuk pemain lokal Magelangan, Sumaryanto alias Gambir jadi yang paling banyak manit bermainnya. Ia mengumpulkan 393 menit bermain dengan dua kali pertandingan bermain selama 90 menit penuh.

Dari segi mencetak gol bisa dibilang PPSM seret. Lima kali bermain hanya lima gol yang dapat diciptakan. Empat berasal dari open play dan satu kali dari titik putih. Mayoritas gol pun dicetak di kandang, hanya sekali punggawa Macan Tidar mencetak gol di luar kandang. Mirisnya, lini kedua PPSM menjadi yang paling banyak menciptakan gol. Gambir yang diplot sebagai pemain depan hanya bisa mencetak satu gol, padahal ia jadi pilihan utama sejak pertandingan pertama. Sementara di lini kedua, Iwan HW di sisi kiri berhasil mencetak satu gol, Rezza di tengah satu gol dan Galih Tri Handoko di sisi kanan jadi top scorer tim dengan dua gol. Namun sang pencetak gol terbanyak kini tak ada lagi di tim, lalu apa yang harus dilakukan Kancil-Gotri dalam keadaan seperti ini? Yang pertama mencari tambahan pemain depan yang bertipe predator adalah sebuah kewajiban. Korelasi antara hebatnya pemain depan dan banyaknya gol yang diciptakan sebuah tim sangatlah tinggi. Kalaupun sang pemain depan itu tak dapat aliran bola sempurna dari pemain lain, ia bisa pintar mencari cara sendiri untuk mencetak gol dengan insting mencetak golnya yang tinggi. Pemain seperti ini yang sangat dibutuhkan Tim Macan Tidar. Cara kedua adalah mencari pengganti pemain-pemain yang dicoret. Pemain yang bertipe pembagi bola seperti Galih Tri Handoko sangat dibutuhkan untuk menyerang dengan skema umpan satu-dua seperti yang diperagakan PPSM selama ini. Lalu pengganti Voller Ortega, pemain yang bisa mengobrak-abrik pertahanan lawan dengan determinasi tinggi. Karena serangan PPSM sering diawali dengan determinasi ala Voler yang menghasilkan umpan cut back atau crossing yang dapat dimanfaatkan pemain lain untuk mencetak gol.

Soal kartu, hanya ada tujuh pemain yang pernah dihadiahi kartu kuning oleh wasit. Galih, Rezza dan Voller jadi yang terbanyak dengan mengantongi dua kartu kuning. Sementara itu tak ada hukuman kartu merah bagi para pemain PPSM sejauh ini. PPSM pun belum pernah kehilangan pemainnya akibat akumulasi kartu.

Banyak hal yang masih harus dibenahi dan belum terlambat untuk berbenah. Babak penyisihan grup pun PPSM masih menyisakan tujuh pertandingan. Masih ada jendela transfer juga dalam waktu dekat ini. Jadi, kita percayakan saja pada pelatih untuk melakukan langkah perbaikan yang tepat. Semoga PPSM lolos ke 16 Besar.

1 komentar:

  1. Bagis mas selama ini baru kali ini ppsm ada statistiknya semangat

    BalasHapus