Persis Solo melepas kutukan laga perdananya dengan mengalahkan sang tamu PPSM 3-1. Tigal gol yang dicetak Bayu Nugroho, Dedy Cahyono dan Joko Prayitno hanya mampu dibalas sekali oleh Fernando Taryono. Hujan yang mengguyur Stadion Manahan tak terlalu menolong 'si jago becek' untuk setidaknya menyamakan kedudukan. Skema ketinggalan terlebih dahulu seperti tren di pertandingan-pertandingan sebelumnya pun ternyata juga tak berlanjut manis. Bahkan hasil kekalahan dua tuan rumah lainnya di laga perdana Grup 4 tak ada pengaruhnya sama sekali. Dominasi Persis sepanjang pertandingan benar-benar tak terelakkan lagi.
Bayangan PPSM bermain seperti waktu #MagelangCup2017 tak terwujud sama sekali. Performa tim secara keseluruhan benar-benar kurang memuaskan. Sejak menit awal dimulainya pertandingan, Persis lebih sering menekan pertahanan PPSM. Bahkan di sepuluh menit awal tercatat dua kali tendangan pemain Persis membahayakan gawang Macan Tidar. Yang pertama tendangan keras Joko Prayitno yang mampu diblok kiper baru kita Revi Jaelani. Yang kedua melalui Bayu Andra, namun kali ini bola tendangan pemain Persis itu mengenai mistar gawang. PPSM sempat memberi ancaman di menit 13, meski heading Taryono yang memanfaatkan sepak pojok itu masih melebar dari gawang lawan. Keadaan seperti ini terus terjadi, Persis berkali-kali menyerang, PPSM hanya sesekali membalas lewat serangan balik. Sampai di menit 41 akhirnya kebuntuan berakhir. Umpan silang manis Dedi Cahyono mulut gawang PPSM berhasil dibelokkan ke gawang oleh Bayu Nugroho. Skor 1-0 untuk tuan rumah dan hujan deras pun mulai turun membasahi lapangan. Harapan sedikit membumbung kala semua sadar PPSM jago lapangan becek. Tapi belakangan saya baru sadar, PPSM jago di lapangan jelek yang becek dan lapangan Manahan terlalu bagus jika dibandingkan Abu Bakrin dulu. Sehingga, skor 1-0 pun menutup babak pertama.
Babak kedua kondisi masih sama, Persis lebih banyak melakukan serangan, sementara PPSM berkonsentrasi ke pertahanan sambil sesekali melakukan serangan balik. Sehingga Persis lebih mudah menciptakan peluang mencetak gol. Menit 71, Dedi Cahyono menggandakan keunggulan Persis. Sebelum Joko Prayitno membawa Persis unggul jauh 3-0. Skor sudah berubah pun keadaan belum juga berubah, PPSM lebih banyak diserang. Namun kali ini satu serangan balik membuahkan hasil. Dia lah Taryono yang berhasil membawa PPSM memperkecil ketertinggalan menjadi 3-1. Dan skor itu pun juga menjadi skor akhir pertandingan perdana PPSM di Liga 2. Hasil yang mengecewakan.
Analisis
Kiper Muhammad Revi Jaelani yang merupakan orang terakhir didepan gawang PPSM masih belum bisa memberi rasa aman saat gawang diberondong oleh lawan. Faktor adaptasi yang belum maksimal jelas menjadi faktor utama. Kiper asal Gunung Kidul ini baru saja didatangkan ke Magelang dan baru beberapa hari berada di tim langsung bermain di pertandingan perdana Liga 2.
Lini belakang jadi yang paling krusial. Di pertandingan ini, lini tengah PPSM bisa dikatakan kalah dengan lini tengah lawan. Alhasil serangan Persis yang kebanyakan diawali dari sisi sayap langsung tertuju pada lini belakang PPSM. Duo bek sayap yang kurang kuat dalam bertahan tak mampu membendung para pemain Persis memasuki kotak penalti. Ditambah kurangnya koordinasi antar pemain belakang 'makin memudahkan Persis menciptakan banyak peluang. Garis pertahanan yang diterapkan para pemain belakang juga terlalu dalam, sehingga ketika Persis berhasil menembus lini pertahanan, mereka sudah dekat dengan gawang. Pressing pemain belakang pun demikan, kurang kuat, pemain lawan dengan leluasanya memainkan bola di area pertahanan.
Selain kalah dengan lini tengah lawan, trio lini tengah PPSM kurang kreatif dalam memberikan suplai bola ke depan. Hanya sedikit bola yang berhasil mengalir dari tengah ke depan. Alhasil pola penyerangan PPSM bisa dibilang asal-asalan, sama sekali tidak berasal dari pola yang terkoordinasi. Sumber bola serangan PPSM malah berasal dari kesalahan individu lawan. Ketika pemain Persis gagal menguasai bola dan mengakibatkan bola terlepas dari penguasaannya, disitu para pemain kita sering berhasil merebutnya.
Lini depan jelas buntu karena aliran bola ke depan kurang. Tapi seakan pemain depan hanya menunggu dan tidak mencoba turun untuk mencari bola sambil ikut membantu pertahanan agar lebih stabil saat Persis menyerang.
Sayangnya, saat deadlock seperti ini tidak ada perubahan strategi signifikan dari pelatih. Satu pergantian dilakukan di awal babak kedua ketika Wildan menggantikan Ganang Aghtiza. Sayang pergantian berikutnya baru dilakukan di sepuluh menit akhir ketika skor sudah 3-1.
Yang paling mencolok dari semuanya adalah daya juang pemain yang kelihatan masih kurang. Terutama saat keadaan tertinggal, seakan terlalu membiarkan para pemain Persis makin asyik menguasai bola. Effort para pemain untuk berjuang habis-habisan belum terlihat. Hal yang satu ini benar-benar harus ditingkatkan oleh tim pelatih.
Banyaknya pemain baru tentu jadi faktor kurang baiknya koordinasi permainan PPSM di semua lini. Semoga ini hanya soal waktu. Yang terpenting latihan koordinasi antar pemain perlu lebih ditingkatkan. Bisa jadi ini hanya soal waktu, tim ini sebenarnya bagus tapi hanya belum padu dan belum panas. Tugas kita terus mengawal prosesnya dan tetap mendukung dimana pun berada. Pertandingan berikutnya melawan Persiba Bantul di kandang seharusnya sudah terlihat adanya peningkatan dari tim ini.
Satu hal yang saya suka dari penampilan PPSM semalam, jersey away membuat pemain terlihat lebih cool dan gagah saat memakainya. Jadi penasaran jersey home nya.
Ayo Macan, Bangkit!
Taryhan Casino Online
BalasHapus