3 Apr 2017

PPSM 1-2 PS Mojokerto Putra : Keteteran Menghadapi Kolektifitas

Lawan kuat memang selalu bermanfaat, tanpa sadar mereka akan menunjukkan kelemahan kita. Pertandingan PPSM vs PS Mojokerto Putra memberi contoh. PPSM yang terlihat luar biasa digdaya di hadapan Persipur ketahuan masih punya banyak kekurangan disana-sini saat berhadapan dengan PS Mojokerto Putra. Apa saja kekurangannya? Mari kita bedah satu per satu.




Tampil dengan starting eleven sama plek dengan pertandingan sebelumnya, pelatih Siswanto mungkin merasa pede formasi 4-2-3-1 adalah komposisi yang sempurna dan terbaik buat PPSM. Roma Surya yang sempat ke-blereng-an dan mengakibatkan kebobolan dua gol saat lawan Persipur kembali dipercaya menjaga gawang. Lini pertahanan juga masih digalang kuartet bek sejajar Kecik (kanan), Erik-Grandong (tengah) dan Afif Rosidi (kiri). Didepan bek ada dua gelandang dengan peran berbeda, Patrick Domal yang cenderung bertahan dan Rastiawan yang menjadi pengatur aliran bola kedepan. Didepan duo Rastiawan-Domal dipasang Derry Debot yang berfungsi ganda membantu penyerangan dan sesekali jadi malaikat penolong kebuntuan lini depan melalui tendangan-tendangan keras dari luar kotak penalti. Duo sayap Rezza dan Basri Lohy tak terlalu bisa dijelaskan pos permanen mereka, keduanya sangat sering melakukan swap posisi agar tusukan dari sayap tak mudah dibaca lawan. Posisi striker jelas milik striker jangkung Robert Sumaryanto Gambir Lewandowski (ha ha ha...).

Sejak menit awal babak pertama, mutlak permainan dikuasai PS Mojokerto Putra. Lini tengah PPSM yang kalah kreatifitas jadi faktor utama. Efeknya domino, lini pertahanan jadi sasaran empuk serangan PS Mojokerto Putra. Lini pertahanan yang ternyata belum kuat-kuat amat terlihat kedodoran, keteteran, kepayahan dan kesusahan sewaktu digempur berkali-kali oleh lawan. Kuartet bek PPSM yang tak terlalu mendapat ujian berarti dari Persipur, malam kemarin memperlihatkan koordinasi antar pemain yang masih buruk. Full back kanan yang dihuni Kecik jadi sasaran utama serangan PS Mojokerto Putra, Grandong pun ikut-ikutan kebingungan saat lawan menyerang. Duet Rastiawan-Domal juga terlihat tak sebrilian pertandingan pertama. PS Mojokerto Putra yang sangat enjoy dan menikmati pertandingan berhasil menutup babak pertama dengan skor 0-2. Termasuk gol penalti yang tercetak akibat tackling pemain PPSM didalam kotak penalti. PPSM sendiri bisa dikatakan nihil peluang di paruh pertama ini.

Babak kedua sedikit berbeda cerita, PPSM mulai bisa mengembangkan permainan. Beberapa kali peluang tercipta untuk tim Macan Tidar, sayang hanya berhasil membuahkan satu gol melalui heading ganteng seorang penyerang jangkung Robert Sumaryanto Gambir Lewandowski. Sebenarnya Gambir juga bermain tak terlalu istimewa-istimewa amat. Kesalahan-kesalahan mendasar masih sering dilakukan pemain ini, seperti control bola kurang sempurna dan kewajiban keep the ball yang sering dilupakan saat sedang menguasai bola. Bahkan saat kebingungan membawa bola, beliau beberapa kali malah mengumpan ke belakang. But actually his goal is important for us to keep the second position in the table, thanks dude! Lalu, salah satu peluang terbaik PPSM adalah via Derry Debot yang sudah 1 on 1 dengan kiper tapi eksekusinya berhasil ditepis kiper lawan. Skor akhir 1-2 untuk kemenangan tim lawan jadi modal berharga bagi kita untuk tahu kelemahan tim ini.

Taktik pelatih juga sangat berpengaruh untuk permainan tim ini. Formasi favorit 4-2-3-1 a la Kancil yang juga selalu dipakai musim lalu, benar-benar layak untuk dicari plan b nya. Apalagi di masa-masa ujicoba ini, sebuah formasi cadangan tentu bisa dicari-cari dan dicoba-coba mumpung belum nyemplung ke kompetisi. Siapa tahu ditemukan formasi yang lebih pas bagi komposisi pemain kita. Kemalasan Kancil mengeksplorasi posisi pemain juga masih merembet sampai musim ini. Pengamatan kami di ISC B kemarin, komposisi pemain yang diturunkan selalu itu-itu saja, pemain yang diganti juga itu-itu saja, formatnya pun pemain A selalu mengganti pemain B, pemain C selalu mengganti pemain D, itu terjadi di hampir semua pertandingan. Artinya kratifitas pelatih dalam meracik strategi perlu menjadi sorotan. Betapa gregeten-nya kita sebagai penonton, saat tim dalam posisi tertinggal, tak ada perubahan strategi berarti dan dibiarkan terus-terusan digempur lawan. Pertandingan lawan PS Mojokerto Putra kemarin pun, sepertinya pelatih ragu-ragu melakukan pergantian pemain. Sudah sejak menit 70 ada empat pemain yang melakukan pemanasan, namun hanya Rino yang masuk menggantikan Debot, itu pun sudah cukup mepet. Kesimpulannya, ada baiknya pelatih lebih banyak melakukan variasi dan lebih kreatif dalam meracik strategi. Karena ini adalah masa persiapan, jadi kalah karena coba-coba adalah sebuah kewajaran.

Harapannya PPSM bisa lebih bervariasi saat melawan Madura United besok malam. Meski diatas kertas akan susah buat PPSM memanangkan pertandingan, tapi setidaknya melawan tim yang jauh diatas kita ini bisa meningkatkan kualitas tim kita. Jadi saat bertemu tim lebih kuat di kompetisi nanti, kita sudah siap dengan strategi paling pas.

1 komentar: