Setelah pertandingan menghadapi PSIM Jogja kemarin, kini total PPSM sudah melakoni 5 pertandingan dalam masa pra musim ini. Secara kasat mata hasilnya memang tak mengecewakan. Dari lima pertandingan, tiga diantaranya menang dan sisanya kalah. Tapi kalau kita coba telaah lebih dalam, masih sangat banyak kekurangan disana-sini.
Seperti yang dikatakan banyak orang bahwasanya "Pra musim itu untuk mengukur kemampuan dan mencari kekurangan agar bisa mendapat performa terbaik saat kompetisi...", maka manajemen PPSM melakukan banyak ujicoba sebelum Liga 2 dimulai kurang dari dua minggu lagi. Pantas lah saya bilang banyak, sudah 5 pertandingan dijalani dengan empat lawan berbeda. Selain banyak, juga padat. Sebab lima pertandingan itu dilakoni hanya dalam 10 hari atau rata-rata satu pertandingan dalam dua hari. Jadi terlihat makin banyak kalau dibandingkan musim lalu yang sama sekali tidak pernah berujicoba, literally langsung main di ISC B. Dari segi hasil. coba ditarik lebih ke belakang lagi, pas pra musim 2015 (musim tidak ada kompetisi), PPSM mainkan sembilan pertandingan ujicoba dengan hanya sekali menang, dua kali imbang dan enam kali kalah, kalau dihitung cuma 5 poin yang didapat. Sementara pra musim 2017 ini PPSM baru memainkan 5 pertandingan sudah panen 9 poin. Kalau boleh disimpulkan, kali ini PPSM meraih hasil yang cukup positif di pra musim setidaknya sampai hari ini. Kurangnya, pertandingan ujicoba kesemuanya di kandang, belum ada pertandingan tandang. Jumlah lima pertandingan ujicoba sebenarnya juga masih kurang, setidaknya ditambah lah satu atau dua lagi, walau sudah terlalu mepet memang. We'll see, biasanya jadwal pertandingan ujicoba datang secara tiba-tiba.
Dari hasil lima kali ujicoba, sudah pantaskah kita merasa lega? BIG NO! Alasan pertama, PPSM masih memainkan kerangka tim yang belum fix digunakan di Liga 2. Kenapa saya dengan sok tau-nya bisa berkata seperti itu? Karena skuad masih belum sesuai regulasi usia pemain. Kalau dihitung, lebih dari 5 pemain berusia diatas 25 tahun. Aturannya setiap tim hanya boleh menggunakan maksimal 5 pemain dengan usia diatas 25 tahun, dengan penjabaran 3 pemain maksimal berusia 35 tahun dan 2 pemain usia bebas. Rastiawan, Patrick Domal, Afif Rosidi, Supri, Basri Lohy, Roma, Kecik, Catur Erik, Rony Grandong, semuanya diatas 25 tahun. Dan sampai pertandingan melawan PSIM, mereka semua masih ada di skuad. Ya, pertandingan melawan PSIM yang cuma berjarak 12 hari dari kompetisi itu. Seharusnya, pencoretan pemain yang tidak sesuai regulasi sudah dilakukan saat ini. Lima pertandingan cukup lah buat melihat siapa pemain >25 tahun yang pantas jadi bagian tim. Kalau sudah, langkah berikutnya cari pemain <25 tahun yang bisa direkrut untuk melengkapi kerangka tim yang sudah ada. Telat? Jelas! Persiapan tidak ideal? Jelas! Tapi minimal kita punya kerangka tim yang sudah lima kali bermain bersama--sudah ada pengertian satu sama lain meski masih banyak kekurangan--, sisanya tinggal melihat kemampuan pemain baru beradaptasi dengan pakem yang sudah jalan di tim. Kalau adaptasi lancar, tim bisa dikatakan sudah mencapai komposisi ideal untuk mengarungi kompetisi. Tapi kalau adaptasi tidak lancar....yo karo mlaku lah. Makanya ujicoba satu atau dua kali lagi masih dibutuhkan, dengan komposisi pemain fix tentunya.
Alasan kedua, kualitas permainan PPSM bisa dikatakan belum terlalu baik dan meyakinkan para penggemarnya. Lini belakang dan yang utama lini depan jadi pos paling disorot. Lini belakang masih sering ndrawasi terutama sisi full back. Sementara lini depan, kurang menggigit, jelas butuh striker ganas, atau paling tidak pekerja keras. Mungkin pos-pos seperti ini bisa jadi pertimbangan pemain >25 tahun mana yang dipertahankan dan mana yang tidak. Selanjutnya cari pemain <25 tahun yang mumpuni mengisi pos ini, sekaligus pelapisnya. Info terbaru, manajemen sudah mulai berburu pemain. Sebuah pergerakan positif yang harus diapresiasi. Gercep!
Di sisi lain, PPSM punya tim lain yang saya sebut sebagai PPSM Reserve. Tim ini sekarang sedang bermain di Piala Bupati Purbalingga, bersaing dengan tim-tim Liga 2 lain yang turun dengan tim utama. Kabar baiknya, tim ini diisi pemain-pemain muda eks PPSM U17 macam Dias (kiper), Chaidar, Kemal, Andre dan Ade. Hasilnya lumayan, dua kali bertanding melawan tuan rumah Persibangga dan Persibas, dua-duanya diakhiri dengan skor imbang 1-1. Teka-teki kemudian muncul, apakah PPSM Reserve jadi ajang seleksi pemain muda? Bisa iya bisa tidak. Kalau iya, mereka benar-benar akan jadi aset berharga PPSM di masa mendatang. Pemain muda lokal yang akan tumbuh dan ditempa di PPSM hingga ia jadi pemain besar kelak. Memberi kesempatan bagi mereka adalah ide brilian. Lihat saja Rino, Tigor, Wildan atau mungkin Reza yang kini kian menunjukkan kematangannya. Tapi tentu keputusan ada di tangan tim pelatih dan manajemen dengan segala perhitungan tentunya.
Yang terakhir masalah pelatih. Sebelum #MagelangCup2017 digelar, manajer Salafudin sempat kami wawancarai. Disana beliau berkata bahwa pelatih sementara akan dijabat oleh Siswanto dengan status caretaker sampai menemukan pelatih definitif nantinya. Kini, setelah beberapa minggu dilalui dibawah tangan Siswanto 'Kancil' apakah masih akan tetap mendatangkan pelatih lain sebagai nahkoda resmi PPSM 2017? Lima pertandingan sudah dilalui dengan formasi, strategi. racikan, gaya main a la Pak Sis Kancil. Jika pelatih baru didatangkan, ada kemungkinan semua itu akan dirubah dan mengikuti selera si pelatih baru. Adaptasi harus dilakukan lagi, dan Liga 2 makin dekat. Tapi di sisi lain tidak salah juga memilih pelatih baru sebagai entrenador PPSM. Banyaknya keluhan soal racikan strategi Pak Sis Kancil bisa jadi pertimbangan. Beliau kadang kurang kreatif dan monoton soal pemilihan pemain dan pilihan strategi. Daripada di tengah jalan kita terpuruk dan harus mengganti pelatih, bukankah lebih baik jika diputuskan dari sekarang. Masih ada juga opsi lebih bijak. pelatih baru direkrut, Pak Sis Kancil dijadikan asisten pelatih atau direktur teknik karena beliau sudah paham lebih dulu seluk beluk tim. Sehingga nantinya kerja platih baru dibantu Pak Sis Kancil. Opsi ini akan mengurangi kemungkinan perubahan strategi besar-besaran saat mendatangkan pelatih baru.
Keputusan terbaik akan memberi dampak positif bagi PPSM menghadapi Liga 2 musim 2017. Sejauh ini manajemen juga terlihat sudah mempersiapkan tim ini sebaik mungkin agar dapat bersaing, bahkan juara. Kalau masih ada kekurangan itu wajar, karena kekurangan itu bagian dari persiapan. Kekurangan ada untuk diperbaiki. Yang terpenting kita harus selalu percaya Macan Tidar dapat mengaum lebih keras! Raaawwwwrrrrr......!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar