Magelang Cup Hendaknya Jadi Turnamen Tahunan

Masih ingat hingar bingarnya? Masih ingat suasananya? Magelang Cup 2017, home tournament PPSM yang terselenggara secara mendadak tanpa disangka-sangka itu atmosfernya memang ngangeni. Sejarah kali pertama PPSM main kandang malam hari juga terjadi disana. Maka tak salah rasanya jika hati ini merasa Magelang Cup 2018 harus ada.

Sebagai ajang persiapan menuju kompetisi sesungguhnya, Magelang Cup memberikan segalanya untuk PPSM. Bayangkan, tim yang dua minggu sebelum turnamen dimulai belum terdengar kabarnya sama sekali itu langsung dicemplungkan di turnamen dengan atmosfer kompetisi yang cukup ketat. Disana PPSM dipertemukan dengan tim-tim yang berbeda-beda levelnya, mulai dari Madura United, PS Mojokerto Putra dan Persipur Purwodadi. Jadwal pertandingan pun dibuat dengan skema lawan tim termudah sampai terberat. Walaupun harus merasakan dihajar 6 gol dan akhirnya hanya finish di posisi ketiga, komposisi tim PPSM terbentuk disana. Yah walaupun akhirnya satu-dua pemain pindah ke tim lain, tapi bisa dikatakan kerangka tim utama didapat dari Magelang Cup ini.

Di penyelenggaraan 2017 lalu, Magelang Cup memang tak pernah saya duga sebelumnya. Sudah lima tahun sejak Piala Walikota Magelang, tidak pernah lagi manajemen menggelar turnamen pra musim. Untuk sekadar berharap turnamen digelar lagi pun saya tak pernah. Bagaimana tidak, dari musim ke musim sudah bisa ditebak, PPSM hanya akan ujicoba sana-sini atau jadi tamu turnamen di luar kota. Tapi di pertengahan bulan Maret itu, tak ada angin tak ada hujan kabar baik diselenggarakannya Magelang Cup saya terima via Whatsapp. Yang membuat lebih tercengang, Madura United (MU) ada dalam list peserta. Sape Kerab yang dijadwalkan akan menggelar pra musim di Cilacap berhasil dinego untuk membawa armadanya mampir sebentar ke Magelang. Meski disambi TC di Jogja, MU tetap membawa skuad terbaiknya saat bertanding di Magelang. Secara langsung penonton di Magelang bisa menyaksikan pemain sekaliber Fabiano Beltrame, Bayu Gatra hingga Dane Milovanovic bermain diatas rumput Stadion Soebroto. Dua lawan lainnya ialah PS Mojokerto Putera dan Persipur Purwodadi. Sama-sama dari Liga 2 memang, tapi prestasi PSMP dan Persipur di akhir musim lebih baik ketimbang PPSM. PSMP berlari cukup jauh meraih babak 8 Besar, Persipur meski akhirnya degradasi ke Liga 3 namun sempat mencicipi babak Play Off. So, dari segi pemilihan lawan, Magelang Cup 2017 bisa dikatakan istimewa.

Kalau ada pertanyaan soal ramai tidaknya penonton selama Magelang Cup 2017, saya bisa katakan YA. Faktor utama kedatangan penonton jelas RINDU PPSM, lalu ada juga penonton datang untuk menyaksikan MU secara langsung. Penasaran dengan lampu baru stadion (meski baru dua tiang) ada juga yang menjadikannya alasan datang. Tapi sistem tiket terusan yang diterapkan selama digelarnya turnamen menjadi hal yang favorit di kalangan penonton. Dengan membayar tiket paling mahal Rp 20.000,- penonton bisa menyaksikan dua pertandingan di sore dan malam hari. Meski begitu pertandingan malam memang selalu lebih ramai dibanding sore. Mungkin faktor pertandingan di hari kerja membuat orang-orang baru bisa hadir sepulang bekerja atau sekolah.

Sebaiknya Menjadi Turnamen Tahunan

Sebuah tim dalam masa persiapan menuju kompetisi butuh atmosfer yang kompetitif agar bisa langsung tune in saat memasuki kompetisi sebenarnya. Itulah alasan utama sebaiknya Magelang Cup dirutinkan. Meski begitu idealnya turnamen digunakan oleh tim untuk pemantapan skuad. Artinya komposisi tim sudah terbentuk terlebih dahulu lalu mereka di ujicoba-kan di turnamen untuk mencari kelemahan yang potensial terjadi di kompetisi nanti. Karena dengan seperti itu Macan Tidar bisa benar-benar mengambil manfaat Magelang Cup seutuhnya.

Tidak sedikit memang dana yang dibutuhkan untuk sebuah penyelenggaraan turnamen semacam itu. Saya tidak tahu pasti berapa outcome untuk Magelang Cup 2017. Yang pasti pos pengeluaran meliputi beberapa hal seperti sewa stadion, fee untuk tim tamu dan hadiah untuk juara. Apalagi Magelang Cup 2017 hanya disokong beberapa sponsor saja, yang berarti income mau tak mau mengandalkan pendapatan tiket. Pengalaman inilah yang sebaiknya menjadi bahan evaluasi penyelenggaraan kedepan. Karena meski dikatakan berhasil terselenggara, Magelang Cup 2017 memiliki beberapa kekurangan yang bisa diperbaiki menjadi keuntungan.

Persiapan mepet jadi bahan evaluasi utama. Andai preparation untuk turnamen sekaliber Magelang Cup dilakukan jauh-jauh hari akan lebih longgar bagi penyelenggara mempromosikan acaranya. Mengandalkan kekuatan media sosial dan baliho saja sudah cukup membuat stadion ramai. Apalagi promosi dilakukan lebih gencar dan meluas. Magelang Cup 2017 memiliki modal Madura United yang terkenal seantero negeri itu untuk dijadikan bahan promosi. Coba saja promosi diperluas mencakup wilayah Kedu: Temanggung, Wonosobo, Purworejo dan Kebumen. Setidaknya iklan sampai di telinga pecinta sepak bola (bukan hanya pecinta PPSM) se-Kedu. Tak bisa dipungkiri pasti diantara mereka akan ada yang rela jauh-jauh ke Magelang untuk sebuah hidangan sepak bola kelas nasional.

Alangkah lebih baiknya lagi jika jadwal pertandingan tidak terlalu banyak di pertengahan minggu. Saya sedikit kecewa ketika melihat jadwal final Magelang Cup 2017 yang digelar hari Senin. Bukankah idealnya final diharapkan bisa menarik penonton lebih banyak dari pertandingan lain selama turnamen? So, setidaknya final jatuh di hari Sabtu atau Minggu. Tapi, it's okay untuk Magelang Cup 2017 yang persiapannya sangat mepet itu mungkin ada beberapa hal jadi pertimbangan agar pertandingan tetap bisa digelar menarik sehingga final dipertandingkan di hari Senin.

Saya yakin Magelang Cup 2018 akan lebih mudah mendapatkan sponsor jika penyelenggara menjadikan Magelang Cup 2017 sebagai bahan negosiasi penawaran kerjasama sponsorship. Tunjukkan saja data penyelenggaraan Magelang Cup 2017 mencakup peserta turnamen dan data kehadiran penonton. Sponsor tentu lebih suka ditawari sesuatu hal yang sudah ada buktinya, apalagi jika hasilnya sukses. Karena saat banyak sponsor masuk maka penyelenggara lebih enak untuk bergerak mempersiapkan acara. Terobosan-terobosan akan mudah dilakukan dengan sokongan dana yang baik. Muaranya adalah maksimalnya income yang akan jadi modal berharga klub mengarungi kompetisi musim itu.

Ah itu tadi hanyalah harapan saya untuk kebaikan PPSM di masa mendatang agar tidak begini-begini saja. Sebagai fans sejati saya kan cuma bisa menyarankan yang baik-baik saja. Diterapkan atau tidak itu ranah bapak-bapak manajemen. Oh iya kalau bisa tamu undangan Magelang Cup 2018 diganti, jangan yang kemarin diundang lagi. Yang pasti harus ada tim dari Liga 1 sebagai bintang tamu utamanya. Mungkin PSIS Semarang yang katanya mau 'se-rumah' itu bisa dijadikan tamu undangan. Sekaligus tanda kulanuwun sebelum resmi menggunakan Stadion Soebroto. Atau mungkin ada tim Liga 1 lain yang sedang TC di Jawa Tengah dan mau diminta belok sebentar ke Magelang.

Foto : PPSM Magelang