Gaji pemain dan dua kali bonus kemenangan yang sedianya sudah diterima pemain sejak beberapa bulan lalu belum bisa dibayar oleh pihak manajemen.
MAGELANG - Krisis finansial memang menjadi hal yang jamak di persepakbolaan Indonesia dewasa ini. Semua ini jelas imbas dari pelarangan penggunaan APBD yang dulunya selama bertahun-tahun menjadi sumber dana utama klub-klub di Indonesia. Tujuannya sebenarnya baik, untuk membuat sepakbola di Indonesia memenuhi standar profesionalitas dimana klub-klub harus hidup sendiri dan tidak boleh bergantung kepada pemerintah. Tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa transisi klub-klub Indonesia untuk menjadi mandiri ini bahkan boleh dikatakan sangat buruk. Mereka seakan pontang-panting mencari pembiayaan bagi klub setiap tahunnya. Padahal keputusan PSSI melarang penggunaan APBD sudah dilakukan bertahun-tahun yang lalu. Artinya, sudah seharusnya klub memiliki pengalaman yang cukup dalam hal kesulitan mencari pendanaan, yang seharusnya juga membuat mereka
mempunyai cukup ide untuk mengatasi hal ini agar tak terulang lagi di musim berikutnya. Tapi walau bagaimanapun harus kita sadari bahwa mencari pendanaan bagi klub-klub di Indonesia tak semudah itu. Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi sehingga menyulitkan klub untuk berkembang dalam hal finansial.
PPSM sendiri sudah dalam kondisi yang kritis. Beberapa pemain dikabarkan mengancam mundur jika hak-hak nya tak segera dibayarkan. Gaji dan bonus kemenangan yang menjadi hak mereka masih belum bisa dibayarkan oleh manajemen. Sementara para pemain sendiri sudah berada di kampung halamannya dan belum diketahui kapan mereka akan kembali ke Magelang. Melihat fakta itu, sang pelatih M. Hasan pun belum bisa memastikan kapan tim akan mulai berlatih kembali dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan sisa kompetisi.
Sebenarnya krisis yang dialami PPSM saat ini bukan tak beralasan. Minimnya jumlah sponsor yang masuk serta rendah minat penonton untuk datang ke stadion mungkin menjadi faktor yang besar pengaruhnya terhadap masuknya dana segar bagi klub untuk membiayai perjalanan mereka di kompetisi musim ini. Memang sebenarnya kita sudah cukup diuntungkan dengan mendapat lawan satu grup yang memiliki homebase tak terlalu jauh dari Magelang. Namun tampaknya hal itu tak terlalu berpengaruh signifikan terhadap keuangan klub yang nyatanya masih saja minus di pertengahan kompetisi ini.
Padahal sebenarnya patut disayangkan permasalahan yang terjadi saat ini. Apalagi tim sedang dalam performa yang baik sebelum kompetisi dinyatakan jeda kemarin. Tiga kemenangan beruntun nyata-nyata menunjukkan Macan Tidar sedang berada dalam top perform mereka. Yang dikahawatirkan adalah ketika nantinya jika masalah ini selesai, akan sulit mengembalikan performa terbaik tim yang sudah tertutup krisis ini.
Namun yang pasti, semoga masalah ini segera berakhir. Gaji dan bonus segera bisa dibayarkan. Tim kembali berlatih dan mempersiapkan diri melanjutkan kompetisi yang tinggal menyisakan beberapa pertandingan. Empat laga sudah menanti didepan mata, semoga performa tim tetap bisa terjaga dan meraih hasil maksimal di putaran grup ini.
Sumber Gambar : http://krjogja.com/photos/46aadeb5eb3a3c25d7fc79034f08309d.JPG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar