10 Des 2014

SEJARAH : Piala Abu Bakrin 1976

Pada akhir 1976, setahun setelah tampil di Kejurnas PSSI 1975, PPSM Magelang menyelenggarakan sebuah turnamen segitiga. Tiga tim ikut ambil bagian, Persema Malang dan Persib Bandung "B" jadi dua tim undangan selain tentunya tuan rumah PPSM Magelang. Turnamen digelar selama tiga hari penuh sejak tanggal 24 hingga 26 Desember 1976 dengan tajuk 'Piala Abu Bakrin'.

Nama 'Piala Abu Bakrin' sendiri dipilih bukan tanpa alasan. Karena sejatinya turnamen ini digelar untuk menghormati jasa-jasa H. Abu Bakrin. Seorang tokoh yang berjasa membangun kekuatan PPSM kala itu. Tren menanjak Macan Tidar, yang berlanjut dengan keberhasilan lolos ke Kejurnas PSSI 1975, tak bisa dilepaskan dari tangan dingin beliau. Namun beliau tak sampai sempat melihat tim nya menggapai puncak keberhasilan. Karena pada 23 September 1973 (dua tahun sebelum PPSM berhasil tampil di puncak tertinggi kompetisi nasional) sang tokoh sudah terlebih dahulu menghadap Yang Maha Kuasa. Sehingga pada saat itu, sangatlah pantas kiranya memberikan penghormatan bagi H. Abu Bakrin melalui sebuah turnamen yang memakai nama beliau.





Hari pertama turnamen digelar, pertandingan pembuka mempertemukan sang tuan rumah PPSM yang ditantang tim undangan Persib "B". Sayang seribu sayang, PPSM harus kalah tipis dari tim asal Jawa Barat itu. Hari kedua, Persib "B" kembali turun gelanggang, kali ini Persema jadi penantangnya. Dengan skor tipis 2-1, tim kebanggaan warga Malang berhasil menekuk Persib "B". Persema pun harus menghadapi PPSM di laga terakhir. Dalam laga yang digelar pada hari Minggu ini, Persema berhasil menundukkan tuan rumah dengan skor 2-0. Sekaligus memastikan diri keluar sebagai juara Piala Abu Bakrin. Persib "B" menduduki posisi runner-up dan PPSM jadi juru kunci.

Kini, nama H. Abu Bakrin mungkin hanya dikenal sebagai nama stadion lama PPSM. Namun setelah ini sudah seharusnya mata kita sedikit lebih terbuka. H. Abu Bakrin bukanlah hanya sebuah nama stadion, namun (boleh juga disebut) pahlawan bagi tim kebanggaan kita. Mungkin kita tak pernah sadari seperti apa jasa beliau bagi PPSM karena kita juga tak hidup di zamannya. Namun tetap menjadi kewajiban bagi kita untuk menghormati jasa-jasa beliau sebagaimana seharusnya pahlawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar