10 Apr 2017

Jalan Mulus Penyisihan Grup

Gol Klasobo Bandhu di awal babak kedua memastikan satu poin dibawa pulang dari pusat kota Klaten. Pertandingan ketiga melawan PSIK tak terlalu sulit untuk dilewati. Meski cuma satu poin, setidaknya mereka kebobolan melalui eksekusi penalti lawan. Raihan 7 poin jadi modal memimpin Grup F sekaligus merangkai jalan mulus ke 12 Besar.

Dilihat secara hitung-hitungan dan tanpa bermaksud menyepelekan tim lain di Grup F, langkah PPSM U17 ke 12 Besar seperti tinggal selangkah lagi. Setidaknya 4 poin lagi Rixo Bagus dan kolega sudah mendaratkan kaki-kakinya di stage selanjutnya Piala Soeratin. Tiga pertandingan tersisa penyisihan grup: dua home, satu away. Memaksimalkan laga home saja sudah cukup mengunci posisi di pucuk klasemen. Sekali lagi, tanpa menyepelekan tim lain di Grup F, PPSM U17 sepertinya akan memperpanjang rekor lolos ke 12 Besar jadi tiga kali berturut-turut.


Lihat saja cara main anak asuh Pak Ndandung ini. Pengertian antar pemain yang sudah terjalin lama jadi senjata utama tim. Selebihnya kolektifitas, koordinasi antar lini yang baik serta kualitas individu berbicara. Lihat bagaimana mereka benar-benar enjoy di atas lapangan, seakan mereka betul-betul menikmati setiap jengkal langkah mereka di atas rumput hijau. Di pertandingan melawan Persikama U17 contohnya, terutama sebelum keluarnya kartu merah, pertandingan benar-benar milik mereka. Kehilangan satu pemain pun tak terlalu membuat mereka pincang. Perubahan strategi yang tepat menuntun mereka untuk tetap bisa bermain dengan struktur yang baik.

Oke, anggap saja PPSM U17 sudah melenggang ke 12 Besar. Artinya, babak penyisihan grup tak pernah menyusahkan bagi mereka sejak 2015. Bahkan musim lalu di penyisihan grup, satu grup dengan (tim yang akhirnya jadi) juara Piala Soeratin 2016, Persab Brebes, saja kita tetap jadi juara grup. Digdaya bukan?

Tapi tren kemudian menurun di 12 Besar. Selalu begitu. Dua tahun terakhir kita tak pernah bisa lolos dari stage kedua ini. Seakan kehabisan bensin ketika sudah mencapai babak ini. Keganasan dan kedigdayaan di penyisihan grup luntur seketika. Manisnya semifinal tak pernah berhasil kita cicipi. Apakah faktor penyebabnya? Bisa jadi lawan-lawan yang dihadapi di 12 Besar lebih kuat. Maklum, lawan-lawannya kan juara dan runner up grup masing-masing. Atau strategi yang sudah terbaca selama penyisihan grup. Faktor lain mungkin format babak 12 Besar yang cukup ketat. Di babak ini hanya ada 3 tim yang digabungkan dalam satu grup. Mereka semua akan saling bertemu, tapi hanya juara grup yang lolos ke semifinal. Berat memang. Tapi dua kali terperosok ke jurang yang sama sepertinya sudah cukup untuk dijadikan pelajaran. Strategi yang tepat harus disusun dari sekarang/ sudah tersusun untuk menghadapi babak 12 Besar yang kemungkinan besar akan kita raih nanti. Stategi menghadapi lawan yang lebih berat dan pertandingan yang lebih ketat jadwalnya. Janganlah tiap tahun menargetkan semifinal, ayolah kita raih semifinal itu tahun ini juga. Agar tahun depan kita naikkan target kita dan tak lagi penasaran dengan manisnya semifinal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar